Seorang anak dari sebuah keluarga Bule yang mengunjungi Pura Tirta Empul, Tampaksiring Gianyar, Bali untuk berlibur. Namun, setelah menuju ke area melukat anak ini justru Mencakupkan tangannya sejajar dengan kepalanya sambil berdoa/memohon kepada Ida Sesuhunan (Tuhan) yang beristana di Pura Tirta Empul, sungguh menakjubkan.
Dalam bhakti-yoga (jalan pengabdian), ada berbagai bhāva (suasana hati) pendekatan seseorang dalam berelasi kepada Tuhan yang disebut svarūpa-siddhi, yaitu:
- Vātsalya-bhāva = mencintai Tuhan sebagai orang tua;
- Mādhurya-bhāva = mencintai Tuhan sebagai kekasih;
- Dāsya-bhāva = mencintai Tuhan sebagai tuan / maha-kuasa;
- Śiṣya‐bhāva = mencintai Tuhan sebagai guru;
- Ātmā-bhāva = mencintai Tuhan sebagai diri sendiri;
- Śākhya-bhāva = mencintai Tuhan sebagai kawan / sahabat.
Terutama jika seseorang adalah penganut Āgama Śiva / Tantra, ia bisa mendekati Tuhan melalui pendekatan sebagai orang tua, guru, & tuan. Karena dalam fungsinya Ida Bhaṭāra Dalem (Tuhan) turun sebagai orang tua sekaligus guru dari alam semesta ini, bergelar Bhaṭāra Guru (Śiva).
Namun seseorang tidak dapat mendekati aspek Śakti sebagai kekasih karena Beliau adalah Ibu kita, Pativratā, yaitu Bhaṭārī Durgā hanya milik Śiva. Śiva-Śakti adalah Ādī-dampattī, pasangan terpurba di alam semesta. Dengan demikian satu-satunya pribadi yang dapat mendekati Bhāgavatī Umā sebagai kekasih adalah Mahādeva.
Sedangkan jika seseorang adalah penyembah Viṣṇu (vaiṣṇava-bhakti), ia bisa mendekati-Nya sebagai kekasih (seperti para gopī mencintai Kṛṣṇa), sebagai putra (seperti ibu Yaśodā mencintai Kṛṣṇa), sabahat (seperti Arjuna mencintai Kṛṣṇa), & tuan (seperti rakyat Dvārakā mencintai Kṛṣṇa).
Jalan dharma yang sejati adalah totalitas kepada Tuhan melakukan pengabdian dengan diiringi kesadaran bahwa Dialah penguasa tertinggi, sehingga pelayanan yang dilakukan oleh praktisi bhakti bersifat spontan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar